Ini memang suatu persoalan yang menarik sebab semua sifat, karakter, tingkah laku dan gaya hidup seseorang di pengaruhi oleh doktrin yang dipegang atau dianutnya. Mengenai iman sudah sangat jelas bahwa seorang kristen sejati haruslah berpasangan dengan pasangan yang Kristen sejati pula dan ini tidak boleh di kompromikan, tetapi bagaimana dengan perbedaan doktrin? satu iman tetapi memiliki doktrin yang berbeda.
I. Doktrin
Apa itu doktrin? Doktrin adalah keyakinan dasar yang dipercayai dan diyakini benar, seperti Allah Tritunggal, Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, Alkitab adalah firman Allah, dan sebagainya. Doktrin merupakan sesuatu yang sangat penting dan dasar sebab jika doktrin yang kita percayai salah maka kehidupan kita juga ikut salah dan miring. Dalam pendahuluan pembahasanya tentang doktrin Allah, Pdt Budi Asali mengatakan bahwa banyak orang kristen tidak senang pada ajaran yang bersifat doktrinal karena ajaran yang bersifat doktrinal dianggap bersifat teoritis dan tidak berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari.
Budi Asali: Seorang Penginjil / Pendeta menulis surat kepada seseorang, dan dalam suratnya ada kata-kata sebagai berikut: "Kita bertengkar soal ‘sedikit’ domba yang suka berpindah pindah padahal ada ratusan juta tanpa kesaksian Injil, kita kedagingan ribut dengan ganas soal-soal doktrin yang benar dan membiarkan orang kafir, bingung dan binasa". Kelihatannya, Pendeta ini tidak terlalu peduli soal doktrin, dan ia rupanya beranggapan bahwa satu-satunya yang penting adalah penginjilan. Tetapi pandangan-pandangan seperti ini salah sama sekali. Doktrin adalah sesuatu yang sangat penting. Mengapa? Karena ‘Injil’ itu sendiri adalah sesuatu yang bersifat doktrinal, dan Injil merupakan fondasi yang paling dasari dari kekristenan. Doktrin adalah sesuatu yang sangat penting karena doktrin adalah seperti fondasi dan tiang-tiang beton dari suatu bangunan.
Sekalipun pelajaran doktrinal itu penting tetapi, Pengertian doktrinal yang hanya bersifat intelektual tidak bisa menye-lamatkan siapapun juga. Yang menyelamatkan hanyalah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dalam prakata dari buku ‘The Doctrine of God’ karya Herman Bavinck, penterjemahnya yaitu William Hendriksen, mengutip kata-kata Bavinck pada saat mau mati sebagai berikut: "My learning does not help me now; neither does my Dogmatics; faith alone saves me" (Pengetahuanku tidak menolongku sekarang; Dogma-ku juga tidak; hanya iman yang menyelamatkan aku). Dan juga jangan bersikap extrim dengan hanya mau ajaran yang bersifat doktrinal saja sebab ajaran-ajaran yang praktis, yang bersifat moral / etika, tentu juga sangat penting
Ilustrasi: biarpun daging itu adalah makanan yang penting dan bergizi, tetapi kalau saudara hanya makan daging saja, tidak mau makan sayur, buah, nasi dsb, maka itu tentu tidak baik. Demikian juga, sekalipun doktrin itu penting, tetapi kalau saudara hanya belajar doktrin saja, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidup kristen saudara. Saudara mungkin sekali akan menjadi seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pada jaman Yesus, yang hanya otaknya hebat, tetapi hidupnya kacau balau.
II. Persamaan dan perbedaan doktrinal
Ketika pertanyaan apakah perbedaan doktrin dalam pacaran merupakan hal sangat penting maka jawabannya adalah Ya. Hal ini tidak boleh dianggap remeh karena pada kenyataannya tak jarang perkelahian dan masalah dalam sebuah hubungan terjadi karena perbedaan doktrin, karena itu memang harus sama tetapi jangan menuntut untuk harus sama dalam segala hal. Ada Beberapa prinsip dasar yang tidak boleh dikompromikan seperti:
1. Doktrin Allah Tritunggal,
2. Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat
3. Roh Kudus adalah suatu Pribadi,
4. Alkitab adalah Firman Allah, dsb.
Jika perbedaan mendasar ini tidak sama/berbeda, maka harus mengambil keputusan yang tegas dan tepat sesuai firman Tuhan. Tujuan pacaran dan percakapan patoral sebelum menikah adalah untuk menyingkapi hal ini.
Disisi lain kita juga tidak boleh memandang sebuah perbedaan itu sebagai sesuatu keharusan yang mutlak sebab pada dasarnya setiap manusia diciptakan sebagai pribadi yang berbeda. Sebagai contoh misalnya, seorang pria menginginkan dan “mencari” seorang wanita yang sama dalam semua aspek, maka saya yakin dia tidak akan mendapatkannya dan akan membujang untuk selamanya. Jika perbedaannya pada pada sesuatu hal yang tidak terlalu signifikan seperti: dikotomi dan trikotomi, amilenial dan pos milenial dan sebagainya, maka tidaklah menjadi suatu masalah (meskipun ini penting) dalam sebuah hubungan selagi dalam koridor kesalingmengertian antara kedua belah pihak.
Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam menyingkapi perbedaan seperti ini:
1. Kenalilah keyakinan theologis (Doktrin) seseorang dengan baik sebelum menyatakan cinta atau mengambil sebuah komitmen. Dalam hal ini, persahabatan sebelum pacaran memegang peranan vital
2. Jangan menuntut kesamaan doktrinal secara menyeluruh dan detil. Ada beberapa doktrin yang tidak langsung berpengaruh besar terhadap keselamatan maupun pernikahan, sehingga bisa diselaraskan pelan-pelan sambil berjalan
3. Jangan menilai seseorang berdasarkan label atau denominasi gereja. Tidak semua orang memahami dan menyetujui seluruh ajaran gerejanya. Yang dipentingkan adalah keyakinan orang itu, bukan ajaran gerejanya.
4. Bicarakan dengan serius dan penuh kasih perbedaan-perbedaan doktrinal yang fundamental. Jangan menunda persoalan ini dengan harapan bahwa semua perbedaan itu akan hilang dengan sendirinya.
5. Tentukan batasan waktu yang jelas untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada.
6. Tentukan strategi yang tepat sebagai solusinya. Saling mengunjungi gereja masing-masing, mendiskusikan buku-buku tertentu, menemui orang lain yang menguasai theologi secara mumpuni, atau mengikuti seminar-seminar theologi secara rutin bisa dijadikan beberapa opsi solusi.
7. Jika penyesuaian doktrinal tetap tidak dapat dicapai, beranikan diri untuk mengakhiri hubungan secara baik-baik. Seseorang mungkin kehilangan orang lain sebagai pasangan, tetapi belum tentu kehilangan dia sebagai saudara seiman di dalam Kristus.
Soli Deo Gloria