Dalam beberapa bulan yang lalu ada seorang teman yang bertanya melalui Facebook saya tentang hal ini dan saya merasa pertanyaan ini merupakan hal penting yang perlu di bahas dan di jawab dengan baik, sekalipun tidak menjawab secara menyeluruh, kiranya tulisan ini memberi pengertian dan jawaban yang singkat bagi pertumbuhan iman kita kepada Kristus.
1. SEJARAH PERJAMUAN KUDUS
Perjamuan kudus dalam Kekristenan merupakan upacara yang "suci dan sakral". Karena ini upacara yang sakral, maka tidak sembarang orang mengikuti dan melakukannya. Perjamuan kudus merupakan salah satu sakramen dalam gereja yang waktu pelaksanaannya dan cara pelaksanaannya mungkin sedikit berbeda antara denominasi gereja yang satu dengan gereja lainnya sekalipun makna pelaksanaanya sama.
a. Dalam Perjanjian Lama (PL)
Perjanjian Lama menceritakan bahwa tradisi ini adalah peringatan hari pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir. Pada waktu itu, umat Israel mengadakan perjamuan malam. Dalam Keluaran 12:13, Allah berjanji bahwa hukuman-Nya akan berlalu pada pintu-pintu yang diberi tanda dengan darah anak domba Paskah. Artinya, Paskah menyatakan perjanjian yang diadakan Allah dengan Israel untuk kelepasan bangsa tersebut dari perbudakan di Mesir (Ul. 16: 1). Dalam memahami dasar dari Perjamuan Kudus, perlu untuk menelusuri sejarah dan dasar Utamanya dalam PL. Memang, umat Allah dalam Perjanjian Lama belum mengenal Perjamuan Kudus, namun mereka memiliki perayaan yang dihubungkan dengan perjamuan. Mereka memakan daging dan memercikkan darahnya sebagai simbol yang diamanatkan oleh Tuhan. Kebanyakan ahli mengatakan bahwa Perjamuan Kudus berasal dari ritus Perjamuan Makan dalam Perjanjian Lama dan yang tentu saja maknanya berbeda sekali dengan perjamuan kudus. Kemudian pemahaman Perjamuan Paskah dalam Perjanjian Lama dilanjutkan dan dikembangkan serta ditetapkan dalam kesaksian Perjanjian Baru.
b. Dalam Perjanjian Baru (PB)
Dalam Perjanjian Baru, Perjamuan Kudus adalah perjamuan yang ditetapkan dan diadakan Tuhan Yesus beserta murid-murid-Nya pada malam menjelang Ia ditangkap dan disalibkan (Mat. 26:26; Mrk. 14:22; Luk. 22:14; 1 Kor. 11:23). satu hal yang perlu ditekankan dan diingat bahwa perjamuan kudus tidak bisa mengampuni dosa, tetapi karena ini diperintahkan oleh Tuhan, harus kita taati. Berbeda dengan baptisan yang dilakukan hanya satu kali maka Perjamuan Kudus harus dilakukan berulang-ulang (1Kor 11:25b - ‘setiap kali kamu meminumnya’). Dalam memerintahkan Perjamuan Kudus, Tuhan tidak menentukan berapa sering kita harus melakukan Perjamuan Kudus. Jadi itu tergantung kebijaksanaan gereja, apakah gereja melakukan perjamuan setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun, gereja memegang peranan penting dalam hal ini. Perjamuan Kudus (Mat 26:26-28 1Kor 11:23-26), yang menggantikan Perjamuan Paskah (Mat 26:26-28).
Ketika Yesus merayakan Perjamuan Paskah untuk terakhir kalinya, Ia mengambil roti, memecahkan serta membagikannya kepada murid-murid-Nya serta berkata : "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (1 Kor. 11:24). Pada akhir pertemuan, ketika diberikan-Nya cawan berisi air anggur, Ia berkata: "cawan ini adalah perjanjian baru yang dimateraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku," (1 Kor. 11:25). Berdasarkan perkataan-perkataan inilah gereja mengadakan Perjamuan Kudus untuk mengenang dan bersyukur atas kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Perjamuan Kudus (Mat 26:26-28 1Kor 11:23-26), yang menggantikan Perjamuan Paskah (Mat 26:26-28).
2. MAKNA PERJAMUAN KUDUS
Saat ini ada banyak pandangan tentang perjamuan Kudus, salah satu pandangan populer adalah Pandangan Gereja Roma Katolik yang mengatakan Pada waktu pastor / imam berkata: ‘HOC EST CORPUS MEUM’ (= ‘This is My body’/‘Inilah tubuhKu’), maka roti betul-betul berubah menjadi tubuh Kristus, dan anggur betul-betul berubah menjadi darah Kristus. Doktrin ini disebut TRANSUBSTANTIATION (= a change of substance / perubahan zat). Dalam hal ini orang Protestan menolah pandangan ini, khususnya Gereja - gereja Reformed berpendapat bahwa “Perjamuan Kudus menggambarkan persekutuan orang percaya, karena makan dan minum dari roti dan anggur yang satu / sama (bdk. 1Kor 10:17 - “Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu”). Kristus bukan hadir secara jasmani, tetapi secara rohani.
Jadi Perjamuan Kudus adalah suatu persekutuan dengan Kristus (1Kor 10:16 - “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?”).
Perjamuan Kudus bukan sekedar merupakan peringatan. Roti menguatkan kita dan anggur memberikan sukacita. Bahwa dalam Perjamuan Kudus digunakan roti dan anggur menunjukkan bahwa Perjamuan Kudus bisa menguatkan iman kita dan memberikan sukacita. Tetapi tentu saja syarat dalam 1Kor 11:27-32 harus ditaati.
Perjamuan Kudus adalah jamuan perjanjian yang diadakan Allah dengan umat-Nya di bukit Golgata ("Perjanjian yang baru"), di mana anak Domba Paskah telah dikorbankan satu kali untuk selamanya (1 Kor. 5:7). Bila pada perayaan Perjamuan Kudus, orang percaya menerima roti dan anggur maka orang percaya boleh ambil bagian dalam keselamatan yang dikerjakan Kristus bagi manusia. Sebab dengan menerima roti dan anggur perjamuan, menandakan bahwa orang percaya dijadikan satu dengan Kristus dalam kematian-Nya.
Dengan merayakan Perjamuan Kudus, gereja mengenang perjamuan perpisahan antara Yesus dengan murid-murid-Nya. Keagungan Perjamuan Kudus itu digambarkan oleh Injil Yohanes dengan pembasuhan kaki para rasul oleh Yesus untuk menunjukkan bagaimana Kerajaan Allah datang dengan jalan penghambaan sehingga kemuliaan-Nya akan datang sampai akhir zaman.
Oleh karena itu Perjamuan Kudus memiliki makna yang sangat besar kepada orang percaya. Perjamuan Kudus dapat menerangkan dan memberi jawaban kepada orang percaya tentang siapa Yesus yang sebenarnya dan untuk apa Dia datang. Dengan demikian Perjamuan Kudus adalah sesuatu pengajaran yang sangat berharga tentang diri Yesus. Artinya perjamuan itu bukan hanya sebatas perjamuan, sebagaimana tradisi yang biasa dilakukan pada zaman itu. Sebab Perjamuan Kudus itu, pada dasarnya memperlihatkan rahasia kerajaan Allah yang di sorga, yaitu kerajaan Allah yang didiami oleh orang-orang yang percaya, yang sudah diampuni dosa-dosanya serta mendapat keselamatan. Melalui Perjamuan Kudus orang percaya, melihat dan merasakan kerajaan Allah yang dimaksud Yesus dalam dunia dan pada kehidupan yang akan datang yaitu bersekutu dengan tubuh dan darah Yesus Kristus.
3. SIMBOL PERJAMUAN KUDUS
Ada bebarapa simbol-simbol yang kelihatan dalam Perjamuan Kudus ialah:
a. Roti dan anggur yang menggambarkan tubuh dan darah Kristus.
b. Pemecahan roti dan penuangan anggur, yang menggambarkan penghancuran tubuh Kristus dan pencurahan darah Kristus.
4. SYARAT PERJAMUAN KUDUS (SIAPAKAH YANG BOLEH IKUT). APAKAH PEREMPUAN HAID (DATANG BULAN) BOLEH MENGIKUTI PERJAMUAN KUDUS?
Di dalam 1Kor 11:27-32 jelas menunjukkan bahwa tidak sembarang orang boleh mengikuti Perjamuan Kudus. Orang yang boleh ikut hanyalah orang yang memenuhi semua syarat di bawah ini tertentu :
a. Sudah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
b. Sudah dibaptis.
Dalam Perjanjian Lama, orang yang belum disunat tidak boleh mengikuti Perjamuan Paskah (Kel 12:44,48). Karena itu dalam Perjanjian Baru orang yang belum dibaptis juga tidak boleh mengikuti Perjamuan Kudus. Ini sebetulnya logis, karena orang yang belum mengikuti sakramen pertama tentu tidak boleh mengikuti sakramen yang kedua. (sunat PL di ganti dngan baptisan di PB. pelajari doktrin tentang baptisan)
c. Tidak hidup dalam dosa atau dengan kata lain tidak hidup terus dalam dosa dan berkompromi dengan dosa
5. KESIMPULAN
Jadi Perjamuan Kudus merupakan hal penting yang harus di lakukan oleh gereja, individu, dan sebagainya. Perjamuan Kudus adalah jamuan perjanjian yang diadakan Allah dengan umat-Nya, Perjamuan Kudus tidak menghapus dosa dan sekalipun tidak ada ayat yang secara terang-terangan (eksplisit) namun syarat diatas tentu saja kita bisa menjadikannya sebagai dasar bagi kita dengan demikian Perempuan Haid (datang bulan) boleh saja ikut perjamuan atau dengan kata lain tidak di larang untuk mengikuti perjamuan selagi ia sungguh-sungguh beriman kepada Kristus.
Kaka Ijin Share yaa
BalasHapusSiappp sister.........!!!
Hapus