Tak seorang pun suka apabila dirinya diabaikan. Pada saat kita sedang berbicara dengan seorang teman, sakit hati rasanya apabila kata-kata kita tidak diperhatikan. Ketika kita di toko dan sedang membutuhkan bantuan, sakit hati rasanya apabila para pegawai toko tidak memedulikan kita. Kalau kita sedang berjuang menghadapi masalah, sakit hati rasanya apabila tak seorang pun menawarkan bantuan.
Pada dasarnya manusia pasti ingin hormati, itu sebabnya dalam dunia kerja tak jarang ada perkelahian antara bos dan bahawannya ketika masing - masing dari mereka sudah tidak saling menghormati.
Begitupun dengan Allah, bayangkan betapa berdukanya Allah bila kita tidak memedulikan-Nya. Coba pikirkan bagaimana hati-Nya yang penuh kasih itu akan merasa sedih apabila kita bersikap seolah-olah Dia tidak ada. Pikirkan bagaimana perasaan-Nya apabila kita mengabaikan petunjuk-petunjuk-Nya yang terdapat di dalam Kitab Suci, yang diberikan-Nya kepada kita.
Salah satu contoh di Alkitab yang tidak menghormati Allah adalah Raja Herodes:
Kisah Para Rasul 12:21-23 - Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.
Raja Herodes, dengan mengenakan pakaian kerajaan, berpidato di hadapan rakyat karena ia ingin mereka berpihak kepadanya. Ia senang mendengar sanjungan rakyatnya. "Ini suara dewa dan bukan suara manusia!" sorak rakyatnya (Kisah Para Rasul 12:22).
Rasa takut dan hormat kepada satu-satunya Allah yang sejati seharusnya membuat Herodes menyanggah sanjungan itu, tetapi ia tidak melakukannya. Karena ia tidak bersedia "memberi hormat kepada Allah", Herodes segera ditampar oleh malaikat Tuhan. Ia mengalami kematian yang mengerikan karena telah bersikap tidak hormat kepada Allah.
Di lain pihak, Paulus dan Barnabas sangat menghormati Allah, sehingga mereka panik ketika orang-orang memuja mereka.
Kisah Para Rasul 14:14-15 - Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
Ketika orang banyak melihat Rasul Paulus secara ajaib menyembuhkan orang yang sudah menderita lumpuh sejak lahir, mereka pun berseru, "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia!" Lalu, mereka mempersiapkan diri untuk mempersembahkan korban kepada Paulus dan Barnabas (ayat 11-13). Ketika mendengar hal itu, keduanya lalu "mengoyakkan pakaian mereka, lalu menerobos ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, 'Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian?'" (ayat 14,15).
Dari kedua kisah Alkitab yang kontras ini, kita menemukan panggilan yang sungguh-sungguh untuk menghormati Allah di dunia yang tidak menghormati-Nya. Hanya Dia yang patut kita muliakan, kita puji, dan kita hormati. Dialah satu-satunya yang patut kita sembah.
Marilah kita berhati-hati untuk tidak mengabaikan Allah! Dalam segala hal, besar maupun kecil, biarlah Dia tetap ada di pikiran kita setiap saat. Kita dapat melakukannya dengan membaca Kitab Suci yang Dia berikan kepada kita; dengan menyediakan waktu untuk berdoa dan mendengarkan suara-Nya yang lembut dan tenang; dengan menikmati kehadiran-Nya; dengan melayani sesama di dalam nama-Nya. Sama seperti Pemazmur, marilah kita bersama-sama berkata, "Jiwaku melekat kepada-Mu" (Mazmur 63:9).
Bukan Kepada Kami, Ya Tuhan, Bukan Kepada Kami Tetapi Kepada Nama-Mulah Beri Kemuliaan (Mazmur 115:1).
AMIN