Ada seorang yang anak kecil bersama ibunya mengunjungi sebuah tokoh mutiara, setelah mereka berjalan melewati lorong yang yang panjang akhirnya sampailah mereka kesebuah tokoh yang indah dengan segala macam perhiasan yang indah-indah dan bermerek.
Setelah mereka berjalan kian-kemari dan melihat-lihat, akhirnya anaknya tertarik pada sebuah kalung mutiara (yang bukan emas) dan memohon kepada ibunya untuk membelikannya. Setelah terjadi percakapan kecil antara ibu dan anaknya akhirnya ibunya sepakat untuk membelikan kalung mutiara tersebut dan betapa bahagianya gadis kecil ini memiliki kalung mutiara meskipun bukan emas.
Suatu hari ketika ayah dari anak gadis ini menyanyikan lagu tidur buat anaknya ia bertanya: Nak, Apakah kamu mengasihi bapa? Anaknya menjawab, aku sangat mengasihi bapa sama seperti aku juga mengasihi ibu. Kata ayahnya kepadanya, kalau begitu berikanlah kalung itu kepada ayah, namun anaknya menjawab dengan sedih, “Yah,, Ayah kan tahu bahwa aku sangat mencintai kalung ini sama seperti aku mencintai ayah dan ibu. Akhirnya ayahnya mengusap kepala anaknya dan menyuruh ia tidur.
Hari kedua ketika ayahnya hendak menyanyikan lagu tidur anak gadisnya ayahnyapun bertanya hal yang sama: Nak, Apakah kamu mengasihi bapa? Anaknya menjawab, aku sangat mengasihi bapa sama seperti aku juga mengasihi ibu. Kata ayahnya kepadanya lagi,, kalau begitu berikanlah kalung itu kepada ayah, namun anaknya menjawab dengan sedih, “Yah,, Ayah kan tahu bahwa aku sangat mencintai kalung ini sama seperti aku mencintai ayah dan ibu. Akhirnya ayahnya mengusap kepala anaknya dan menyuruh ia tidur.
Hari yang ketiga kembali ayahnya bertanya hal yang sama kepada anaknya: Nak, Apakah kamu mengasihi bapa? Kali ini anaknya tidak menjawab apa-apa lagi tetapi anaknya menangis dan membuka kalung itu lalu mengalungkan ke leher ayahnya. Namun taukah saudara apa yang dilakukan ayah ini kepada anak gadisnya?
Ayahnya mengeluarkan satu kalung emas dari kantong bajunya dan mengalungkannya pada leher anak kesayangannya tersebut dan betapa bahagianya anak itu menerima kalung emas dari ayahnya.
Hidup manusia sama seperti kalung imentasi tadi yang hanya sementara, namun kadang-kadang manusia lebih menyayanginya melebihi apapun. Tidak perlu jauh-jauh coba saja kita lihat dalam lingkungan sendiri, berapa orang, atau bahkan hamba Tuhan, pendeta dan majelis gereja yang hanya demi uang saja mereka meninggalkan tugas dan tanggungjawab, gereja dan pelayanan.
Saudara jikalau saja kita rela melepaskan hal-hal yang bersifat duniawi dan menyerahkan hidup kita secara totalitas kepada Kristus maka niscaya Tuhan akan memberikan kepada kita kalung emas yaitu kemuliaan dan bersama Tuhan Yesus di sorga. Firman Tuhan berkata:
Rm 6:13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Bahkan Tuhan Yesus sendiripun berbicara tentang totalitas orang percaya dalam mengikuti-Nya, Ia berkata:
Matius 10:37-39: Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Apakah kita sudah meninggalkan semua yang bersifat imentasi keduniawian dan menyerahkan seluruh kehidupan kita kepada Allah?
Bagaimana dengan hubungan kita dengan Allah? Allah mau supaya kita memuliakan Dia dan menutamakan dia dalam segala hal yang kita lakukan.
Biarlah hendaknya kita menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh serius dan totalitas dalam segala hal dalam segala hal untuk mengikuti Kristus.
Memang bukan karena totalitas itu kita diselamatkan oleh Allah, kita diselamatkan hanya oleh anugerah yang kita terima dengan iman didalam/melalui Yesus Kristus, namun bukti bahwa kita adalah orang-orang yang sudah diselamatkan harusnya kita memliki totalitas dan penyerahan diri kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
TUHAN MEMBERKATI