Mazmur 62:6- Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.
Keamanan adalah salah satu kebutuhan manusia. Banyak orang yang berani bayar mahal demi mendapatkan rasa aman, misalnya dengan membayar pengawal pribadi dan sebagainya.
Daud pernah juga berada dalam posisi tidak aman, yakni saat menghadapi orang yang bermaksud menjatuhkan dia dari kedudukannya, dengan berbagai macam cara (Maz 62:3-4). Dalam kondisi krisis semacam itu, Daud tahu ke mana dia harus pergi, yaitu kepada Allah yang menjadi tempat perlindungannya (Maz 62:1-2,5-6).
Daud tahu bahwa Allah adalah dasar keselamatan dan kemuliaan-Nya. Sebab itu ia mendorong kita untuk memercayai Allah senantiasa. Dan itu bisa dinyatakan dengan berdoa kepada Dia;
Mazmur 62:6-8 - Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
Menurut Daud, tidaklah bijaksana bila orang tergantung kepada manusia bila ingin mencari perlindungan dan rasa aman. Memang pada saat itu Daud harus menghadapi orang-orang yang menginginkan kejatuhannya dengan cara apaun (Maz 62:9-10). Bagi Daud, orang-orang semacam itu bagaikan angin, tidak memiliki arti apapun dan tidak punya kuasa sedikit pun. Karena itu tempat perlindungan yang aman, satu-satunya adalah Allah. Ia Maha Kuasa, penuh kasih setia, dan senantiasa bertindak adil (Maz 62:11-12).
Kita pun pasti pernah menghadapi krisis karena berbagai masalah yang melanda hidup kita. Dalam pekerjaan dalam studi, dalam pelayanan dan sebagainya, mungkin ada saja yang menjadi kendala dan persoalan. Dalam situasi dan kondisi seperti itu, kepada siapakah kita hendak menggantungkan harapan dan menaruh kepercayaan kita? Adakah Allah sebagai yang pertama dan satu-satunya yang kita ingat ketika kita dilanda krisis?
Hanya dangan membawa diri mendekat dan melekat pada kuasa pemeliharaan-Nya yang melampaui segala akal, kita akan mendapatkan aliran ketenangan dan kedamaian sekalipun berada ditengah-tengah badai.
Kalau pengharapan orang percaya atau orang kristen hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jasamani, makan, minum, dan pakaiyan, maka inilah pengharapan yang akan menjadi sia-sia. Kenapa demikian?, karena sesungguhnya tujuan utama dari pengharapan orang percaya adalah saat kita mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, bukan untuk persoalan makan dan minum, atau persoalan pemenuhan kebutuhan jasamani serta kenikmatan hidup di dunia melainkan berharap untuk hidup bersama-Nya di surga kelak sesuai dengan janji-Nya.
Semua kekayaan, kemasyhuran, dan relasi sebaik apapun tidak akan memberi jaminan apapun di dalam hidup ini. Bawalah diri kita mendekat kepada aliran kasih dan kuasa Tuhan yang tak terbatas itu. Maka ketenangan dan kemenangan pasti menjadi bagian kita.
Ambil waktu dan berdoalah serta curhatkan seluruh beban dan pergumulan kita, mintalah kedamain daripada-Nya dan ucapkan terimakasih kita yang tak terhingga atas segala perbuatan-Nya yang ajaib.
"Berharap kepada manusia cepat atau lambat akan mengecewakan, karena itu berharaplah hanya kepada Tuhan sumber pengharapan yang tidak akan mengecewakan".
Soli Deo Gloria