Ada seorang janda miskin yang sangat menderita, kelaparan, kekurangan, yang berkali-kali datang meminta pertolongan kepada pendetanya, tetapi setiap kali ia datang, pendetanya hanya berkata ”akan saya doakan”, ”nanti kita lihat bagaimana bisa menolong”, ”saya akan bicarakan dengan para majelis”, dsb, tetapi semua teori itu tidak pernah menjadi kenyataan. Janda itu lalu menulis surat kepada si pendeta :
”Aku kelaparan dan anda membentuk kelompok diskusi untuk membicarakan kelaparanku. Aku terpenjara dan anda menyelinap ke Kapel dan berdoa untuk kebebasanku. Aku telanjang dan anda mempertanyakan dalam hati kelayakan penampilanku.
Aku sakit dan anda berlutut mengucap syukur atas kesehatan anda. Aku tidak mempunyai tempat berteduh dan anda berkhotbah kepadaku tentang kasih Allah sebagai tempat berteduh spiritual. Aku kesepian dan anda meninggalkanku untuk berdoa bagiku. Anda kelihatan begitu suci, begitu dekat dengan Allah tetapi aku tetap amat lapar, amat dingin dan amat kesepian”.
Saudara Ini bisa juga dikatakan sebagai protes bagi kasih yang hanya diungkapkan lewat kata-kata dan tidak dengan perbuatan. Karena itu seharusnya kita mewujudkan kasih di dalam hati kita dengan perbuatan nyata.
1 Yoh 3:18 - Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Kalau saudara hanya rajin gereja saja, banyak orang yang rajin kegereja, kalau hanya pintar Alkitab dan pandai berbuat baik saja, banyak orang yang pintar Alkitab dan berbuat baik bukankah Ahli-ahli Taurat juga berbuat demikian.
Tetapi perbuatan yang dilakukan dengan kasih dan dalam kebenaran Allah adalah jarang sekali karena itu biarlah hal ini menjadi pembelajaran khusus bagi kita bersama. Amin.
Soli Deo Gloria