Apa Yang Merasukimu?


Seorang berjalan miring dan ogah-ogahan ketika hendak menyeberangi sebuah penyeberangan jalan, yang kemudian diketahui bahwa pria ini adalah seorang anak muda yang sedang mabuk akibat minuman keras. Beberapa pengendara mobil dan motor sempat kaget dan berhati-hati agar tidak menabrak pemuda tersebut.

Dengan sombongnya pria itu berkata pada beberapa pengendara yang ada: " Tabraklah aku dan kalian semua akan melihat bahwa sekalipun aku di tabrak sekali-kali aku tidak akan mundur sejengkalpun melainkan mobil yang kalian kendarailah yang akan mundur!"
Beberapa orang melihat peristiwa itu namun yang mengejutkan adalah suara seorang anak kecil yang berteriak dari dalam mobil yang sedang berhenti didepannya, anak itu berkata: " Apa yang merasukimu om"? Teriak anak itu! Ya demikianlah video singkat yang saya nonton ketika saya melihatnya diberanda facebook saya.

Jika dalam hidup ini kita dirasuki (dipengaruhi) oleh sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah maka hal itulah yang akan menjadi warna dari kehidupan kita. Dalam dunia modern dan sekuler ini, adalah sangat penting jika ingat apa yang dikatakan Rasul Paulus:

Roma 12:2 - Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Sekularisme terjadi di mana segala pemikiran, perbuatan, rencana, perjuangan, cita-cita manusia hanya memperhitungkan hidupnya selama di dunia ini saja, dengan kesombongan mereka mengabaikan atau tidak mempercayai adanya kekekalan.

Tak perlu jauh-jauh, kalau saya boleh mengerucut pada kesombongan pemuda yang mabuk diatas, saya teringat pada seorang Ustad yang bernama Yahya Waloni yang sempat trending topik dengan kesombongannya dikalangan umat beragama. Bagi saya Ustad ini adalah Ustad yang sombong luar biasa, karena entah apa yang merasukinya sehingga dengan sombongnya ia mengatakan bahwa ia pendiri UKIP Papua, mempendetakan Pendeta, menguasai bahasa Ibrani sehingga dengan kesombongannyapun ia bahkan menghina dan melecehkan bahwa Alkitab Kristen adalah palsu. Namun saya bersyukur bahwa ada beberapa hamba Tuhan atau Pendeta seperti Pdt. Esra Soru dan yang lainnya yang membongkar kebodohan dan kesombongannya ini.

Saya tidak ingin dan sedang menanggapi Yahya pada artikel ini namun saya hanya mengingatkan anak-anak Tuhan yang lainnya bahwa dosa kesombongan demikian serius bahkan bisa-bisa adalah pintu untuk mengantar kita pada dosa yang lainnya.

Thomas Aquinas menganggap kesombongan sebagai penyebab untuk dosa-dosa lainnya. Seperti akar gulma, kesombongan tumbuh menjadi kecemburuan, iri hati, dan perselisihan.

C.S. Lewis pernah mengatakan, "Kesombongan membuat seseorang selalu merasa tidak pernah puas, dia selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Dan pada setiap perbandingan tersebutlah kita merasa bangga." Membandingkan diri sendiri dengan orang lain itu seperti pikiran yang menjamur dalam diri kita. Tanaman liar lain yang perlu kita singkirkan, nyaris tidak terlihat, berada dekat dengan tanah. Mereka tertutupi daun-daun dan bunga-bunga yang indah. Sama halnya seperti kecembururan dan iri hati, mereka disembunyikan oleh hal-hal yang nampaknya menyenangkan seperti sanjungan.

Sanjungan, pujian, kemudian menjadikan kita orang-orang percaya nyaman dan mendahulukan diri sendiri dibandingkan hal yang lain. Pujian itu kadang-kadang membangun sebuah tembok kesombongan dalam diri kita. Ingat bahwa nyamuk mati bukan karena banyak orang yang membenci tetapi karena sebuah tepukan tangan.

Matius 23:12 - Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
1 Korintus 13:4 - Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Apa yang merasuki/mempengaruhimu?
Apakah kesombongan?
Apakah jabatan?
Apakah harta yang banyak?
Apakah pengetahuan dan tingkat sosial yang tinggi?
1 Petrus 1:18-19 - Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

PERCAYALAH KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS DAN ENGKAU AKAN SELAMAT, ENGKAU SEISI RUMAHMU. (Kis 16:31). Kiranya artikel ini mempengaruhimu untuk percaya kepada Allah. Amen

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama