RASA ASIN

Tuhan Yesus menggunakan ilustrasi "garam" untuk mengajar para murid-Nya. Pengajaran Tuhan Yesus menunjukkan apa dan bagaimana fungsi mereka hidup di dalam dunia ini. Para murid diumpamakan garam dan terang dunia.

Matius 5:13 (TB)  "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Terang harus berada di posisi yang baik yakni diatas dan tempat yang strategis supaya terang yang memancar dapat membuat terang disekelilingnya. Orang akan mudah melihat sekalipun rumah tersebut di pegunungan dan terpencil seperti yang tertulis dalam kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin tersembunyi (Matius 5:14). Terang ini harus dijaga dengan baik agar tetap menyala.

Demikian juga halnya tentang garam dalam perumpamaan dan pengajaran Tuhan Yesus itu. Garam yang berfungsi dengan baik adalah garam yang masih terasa asin. Rasa asin yang ada pada garam, menjadi ciri khas dari garam itu. Akan menjadi aneh sekali apabila garam itu rasanya manis, pahit ataupun asam. Garam yang baik dan bermutu adalah garam yang asin. Bagaimana jika seandainya garam itu tidak lebih asin rasanya? Alkitab menulis jika garam itu menjadi tawar dengan Apakah ia diasinkan? 

Oleh sebab itu Alkitab sendiri, sesuai dengan ajaran Yesus Kristus, menuliskan "Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang". Garam tidak akan pernah bisa memiliki rasa yang lain selain rasa asin. Jika kita tidak lagi asin rasanya maka kita tidak bermanfaat lagi, tidak berguna lagi, sia-sia dan diinjak orang. Oleh sebab itu sebagai garam kita harus tetap asin dan bahkan kita akan mencegah proses pembusukan moralitas yang semakin merosot. Amin

Tuhan Yesus Memberkati


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama