Lembah Kerendahan Hati


“Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’’ (Yakobus 4:6)

Sekarang penulis melihat di dalam mimpinya bahwa mereka mulai menuruni bukit ke Lembah Kerendahan Hati. Ini adalah bukit yang curam, dan licin jalannya, tetapi mereka berhati-hati dan berhasil dengan baik.

Great-heart_  (si Besar-hati) berkata: ‘Kita tidak perlu begitu takut dengan lembah ini karena di sini tidak ada yang dapat menyakiti kita. Lembah ini adalah tempat penuh buah-buahan. Namun lebih mudah naik ke atas daripada turun ke bawah bukit ini, hal yang sama dapat dikatakan tentang beberapa bukit di bagian ini.

Ini adalah sepetak tanah yang paling baik dan paling subur di seluruh wilayah ini. Tempat tersubur, dan, seperti yang anda lihat, terdiri dari banyak padang rumput dan menyenangkan bagi mata. Lihatlah betapa hijaunya lembah ini dan diperindah dengan adanya bunga-bunga bakung. Saya mengenal beberapa pekerja keras yang memiliki bidang-bidang tanah luas di lembah ini. (Sebab Allah menentang orang sombong, tetapi mengaruniakan lebih, dan lebih banyak lagi kemurahan kepada orang yang rendah hati).
Ini adalah tanah yang sangat menghasilkan dan terus memberikan hasil kepada orang yang berjerih lelah. Menetap di lembah merupakan hidup yang lebih menggembirakan dan melegakan hati dibandingkan dengan mereka yang berpakaian sutera dan beledru.

Di lembah ini Tuhan kita memiliki sebuah rumah desa, dan Dia sangat senang berada di sini. Ia suka berjalan di padang berumput hijau ini, karena udaranya yang menyenangkan. Di sini orang terbebas dari kebisingan dan ketergopohan hidup. Semua tempat lain penuh kebisingan dan membingungkan; lembah inilah satu-satunya tempat untuk menyepi. Di sini orang tidaklah terganggu tatkala merenung.

Hanya ada para Musafir yang berjalan-jalan di lembah ini. Di zaman dulu orang telah bertemu dengan para malaikat di sini, menemukan mutiara dan menemukan firman hidup. Bagi umat yang menetap dan melacak tempat ini, Tuhan menyediakan penghasilan tahunan yang dibayarkan kepada mereka secara rutin pada musim-musim tertentu demi menjaga mereka tetap memelihara jalan ini, dan demi mendorong mereka untuk berjalan lebih jauh dalam perjalanan musafir mereka.’
 
    Orang yang di bawah, tidak perlu takut jatuh; orang yang rendah hati, tiada kecongkakan
     Allah adalah pemandu setia orang yang rendah hati! Amen.

John Bunyan (1628-1688), The Pilgrim’s Progress, hlm. 278-283.
(Revised by Admin).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama