Ketika iman diolok, bolehkah saya marah?

PERTANYAAN: 
Apakah boleh kita diam jika kita di olok - olok karena mengakui iman Kekristenan kita? Jika diam apakah mereka yang mengolok-olok dan menghujat bisa berhenti untuk tidak mengintimidasi kita lagi? Kalo kita bertindak apakah salah jika kita memakai emosi untuk menghadapinya? tolong pencerahannya saudara/i karena saya memilih untuk emosi wajar saja kan manusia biasa memiliki batas kesabaran.

JAWABAN: 
1. Apakah kita boleh diam jika kita di olok - olok karena mengakui iman kekristenan kita? 
Masalah iman diolok dan dihina itu sudah dialami oleh semua tokoh Alkitab, Seperti Paulus dan Rasul yang lain bahkan Yesuspun begitu. Jadi hal ini tak perlu menjadi suatu beban bagi kita. 
Dan kalau hal begini terjadi pada kita mungkin  Prinsip Paulus ini bisa mejawab persoalan kita: 

1 Korintus 4:12-13 (TB)  kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; 
kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini. (Jika memungkinkan untuk menerangkan hal yang mereka olok itu maka disinilah Apologetika berperan).

2. Jika diam apakah mereka yang mengolok-olok , menghujat bisa berhenti untuk tidak mengintimidasi kita lagi? 
Berhenti atau tidak urusan mereka sama Tuhan, setidaknya perlihatkan ciri-ciri Kristenmu sehingga mereka tau bahwa engkau adalah anak-anak terang. Teruslah menyenangkan hati Tuhan dalam ketaatan.

3. Kalo kita bertindak apakah salah jika kita memakai emosi untuk menghadapinya, tolong pencerahannya saudara/i karena saya memilih untuk emosi wajar saja kan manusia biasa memiliki batas kesabaran.

Salah kalau pakai emosi, (ini tidak berati tidak boleh emosi)
1 Petrus 3:15 (TB)  Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi HARUSLAH DENGAN LEMBUT  dan HORMAT,

Berapologetika memakai emosi bukanlah seorang apologet melainkan Preman Teologis. Semoga terjawab. Gbu
Semangat.....

(Dari Group WA admin)

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama