Rindu itu berat, tapi lebih berat lagi jika tidak rindu

Pernahkah Anda merindukan seseorang? Saya yakin kita semua pasti pernah merindukan seseorang yang kita kasihi, entah itu orang tua, anak, suami/istri, sanak saudara, sahabat, maupun kekasih. Apalagi saat ini banyak orang yang tidak bisa berkumpul dengan keluarganya karena adanya Covid 19. Ketika rindu itu datang maka seringkali kita melakukan berbagai macam cara untuk melepaskan rindu itu dengan menghubungi mereka. Beruntung kita berada di zaman yang memberikan banyak kemudahan untuk berkomunikasi. Kita dapat dengan mudah menghubungi orang yang dikasihi, baik menggunakan telpon, atau bahkan video call untuk mengobati rasa rindu.

Pemazmur juga pernah mengalami rasa rindu yang mendalam, namun bukan kepada manusia tetapi kepada Allah. Dalam Mazmur 42:1-2 - Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Pemuji dari bani Korah yang waktu itu berada di pembuangan mengalami isolasi secara jasmani maupun rohani. Secara jasmani, ia merasa terisolasi karena tidak lagi dapat memimpin umat menaikkan nyanyian syukur di rumah Allah. Sementara secara rohani, jiwanya begitu terhimpit oleh tekanan sosial yang terus mengolok-oloknya, “Dimana Allahmu?” dan ia begitu merindukan hadirat Allah dalam hidupnya. Mazmur 42 : 11 - Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?" Pemazmur merasa tertekan dan gelisah, ia mengenang masa lalunya yang penuh sukacita saat memimpin umat masuk ke rumah Allah, mengingat kasih setia Allah, dan juga bertekun dalam doa. Kenangan itu membuatnya ingat akan kesetiaan dan kenikmatan dari Allah. Ia pun terus menyemangati diri untuk tidak berhenti berharap kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya.

Pemazmur menyadari bahwa penyertaan dan pertolongan dari Allah saja yang membuat ia tenang dan damai dalam hidupnya (Maz 62:1-2). Ini merupakan hal yang mulia saudara,  pertanyaannya apakah saat ini dengan segala kesibukan dan rutinitas yang kita jalani setiap hari masih ada getaran rindu untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan? Jika perasaan rindu itu sudah mulai berkurang atau mungkin sudah tidak ada lagi, segera datang kepada Tuhan. Mohon belas kasihan-Nya dan mohon agar Roh Kudus mengobarkan kembali kehausan hati untuk berjumpa dengan Dia. Arahkan pandangan Anda kepada Tuhan dan ingatlah kembali kebaikan dan kasih Tuhan di dalam hidup Anda.

Jika anda ingin tahu kondisi dan keadaan hati anda, maka anda bisa mengetahuinya pada saat anda membaca atau mendengarkan firman Tuhan. Jika pada saat anda mendengarkan firman Tuhan hati anda garing, kering dan tidak ada kepekaan apapun, itu artinya hati anda sudah mati rasa. Anda sudah tidak punya kerinduan kepada Allah dan itu sebenarnya berbahaya. Jika Dilan berkata bahwa “Rindu Itu Berat” maka saya ingin berkata juga  bahwa “Tidak Rindu Itu Lebih Berat Lagi” jika rindu dipakai kepada kerinduan akan Allah. Bukan hanya rindu saja yang berat segala sesuatu tanpa Tuhan Yesus juga akan terasa berat dan sia – sia. Datanglah kepada Kristus karena engkau kangen dan bukan karena rutinitas semata. 
Yes 26:9 - Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar.

Mzm 119:123 - Mataku sangat merindukan keselamatan dari pada-Mu dan merindukan janji-Mu yang adil.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama