(Kisah Para Rasul 12:13-16) - Dan ketika ia mengetuk pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk mengetahui siapa yang mengetuk itu. Ia terus mengenal suara Petrus, tetapi karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk memberitahukan, bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang. Kata mereka kepada perempuan itu: "Engkau mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar demikian. Kata mereka: "Itu malaikatnya." Tetapi Petrus terus-menerus mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka tercengang-cengang.
______________________________
______________________________
Kegembiraan kadang membuat kita melupakan apa yang seharusnya kita lakukan. Seperti Rode, si pelayan itu yang tidak jadi membukakan pintu bagi Petrus dan meninggalkan Petrus di pintu gerbang untuk mengatakan kepada yang lain bahwa Petrus ada. Dalam kegembiraannya yang meluap-luap, ia menjadi lupa diri, dan tidak membuka pintu gerbang itu.
Kadang-kadang dalam kehidupan kekristenan kita mengalami hal yang demikian, dalam mengungkapkan kasih sayang kepada sahabat-sahabat kita, terkadang kita malah melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan mereka.
Itu tentang Rode, sedang tentang Petrus, ia biasanya selalu mengambil inisiatif dan lebih cepat bertindak dan kehilangan kesabaran seperti yang ia lakukan dalam Yoh 18:10:
Yohanes 18:10 (TB) Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.
Tetapi dalam teks ini kita melihat bahwa Petrus dengan tekun terus mengetuk sambil menanti kapan pintu itu akan dibukakan.
Padahal tidak selalu yang kita inginkan harus menjadi kenyataan secara spontan. Terkadang kita membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terus menerus mengetuk pintu, sampai pintu itu dibukakan.
Ketenangan dan kesabaran seringkali menjadi kunci penyelesaian bagi banyak persoalan. Begitu banyak karya-karya besar dan monumental, yang mengagumkan tidak terjadi dalam satu malam, melainkan memakan waktu bertahun-tahun.
Seringkali sukacita dan kebahagiaan seperti yang dimiliki Petrus tidak bisa langsung diterima orang lain. Mereka membutuhkan waktu untuk bisa mengerti bahwa Petrus sudah dilepaskan dari penjara. Seringkali berita yang kita sampaikan dianggap orang lain, terlalu indah untuk bisa diterima. Oleh sebab itu kita membutuhkan kesabaran untuk terus mengetuk pintu, sampai pintu itu dibukakan.
Ditengah-tengah dunia yang sibuk dan serba tergesa-gesa ini, di mana setiap orang berusaha keras untuk merebut kesempatan pertama, maka kesabaran sudah menjadi barang langka. Banyak sekali orang- orang yang mau menyelesaikan persoalan secepatnya. Banyak sekali orang yang mau bertumbuh dan menjadi matang hanya dalam satu hari, akibatnya matang sebelum waktunya.
Renungkan:
Apakah kegembiraan membuat kita melupakan apa yang seharusnya kita lakukan seperti Rode saking gembiranya lalu tidak membukakan pintu?
Apakah kegembiraan membuat kita melupakan apa yang seharusnya kita lakukan seperti Rode saking gembiranya lalu tidak membukakan pintu?
Disaat-saat seperti inilah kita belajar dari Petrus, walaupun pintu tidak dibuka, ia dengan sabar terus mengetuk.
-Tuhan Yesus memberkati
Tags:
RENUNGAN